Kita dilarang memalingkan muka dari
manusia. Memalingkan muka tentu saja karena sombong. Orang sombong
adalah orang yang merasa lebih dan menganggap diri lebih mulia jika
dibandingkan dengan orang lain. Orang sombong bisa saja karena pintar,
bisa saja karena kaya, bisa karena kuat, bisa karena bagus fisik dan
tidak cacat, bisa karena keturunan bangsawan dan sebagainya. Maka
bentuk kesombongan itu adalah ada orang menghindari diri dari bergaul
dengan orang bodoh, orang miskin atau orang yang serba berkekurangan.
Bila menghindari diri bergaul dengan orang yang tamak dunia serta
orang penipu (berperilaku buruk), bagaimana upaya mengajak mereka
kepada kebaikan dan upaya mencegah kemungkaran ? Bila kita merasa lebih
dari orang lain, maka disinilah munculnya dan tumbuhnya perasaan dan
sikap sombong. Bila menghindari diri dari orang-orang yang serba kurang
baik, niscaya kita akan medapat resiko yang lebih jelek. Bisa saja
seorang anak akan mengabaikan orang tuanya atau orang tua membuang
anaknya. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan dan dikhianati adalah
dalam proses pendidikan merupahan sarana pergaulan orang bodoh dengan
orang pintar yang wajib dilaksanakan.
Makanya kehidupan dalam masyarakat yang
harmonis adalah dengan membangun kerukunan sesama warga. Fungsi-fungsi
yang wajib dijalankan adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang
pintar mengajar orang bodoh, yang kuat melindungi yang lemah, yang mampu
membantu yang serba berkekurangan. Tidak sebaliknya yakni “ memalingkan
muka dari manusia “ atau menzalimi sesama dalam masyarakat.
Allah telah menjelaskan kepada kita (QS.43.32) bahwa hubungan orang yang lebih dengan yang kurang adalah dalam rangka saling melayani. Demikian uraian singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar