Kamis, 10 Januari 2013

etika dalam berteman

Kita dilarang memalingkan muka dari manusia. Memalingkan muka tentu saja karena sombong. Orang sombong adalah orang yang merasa lebih dan menganggap diri lebih mulia jika dibandingkan dengan orang lain. Orang sombong bisa saja karena pintar, bisa saja karena kaya, bisa karena kuat, bisa karena bagus fisik dan tidak cacat, bisa karena keturunan bangsawan  dan sebagainya. Maka bentuk kesombongan itu  adalah   ada orang menghindari diri dari bergaul dengan orang bodoh, orang miskin atau orang yang serba berkekurangan. Bila menghindari diri bergaul dengan orang yang  tamak dunia serta orang  penipu (berperilaku buruk), bagaimana upaya mengajak mereka kepada kebaikan dan upaya mencegah kemungkaran ?  Bila kita merasa lebih dari orang lain, maka disinilah munculnya dan tumbuhnya perasaan dan sikap sombong. Bila menghindari diri dari orang-orang yang serba kurang baik, niscaya kita akan medapat resiko yang lebih jelek. Bisa saja seorang anak akan mengabaikan orang tuanya atau orang tua membuang anaknya. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan dan dikhianati adalah dalam  proses pendidikan merupahan sarana pergaulan orang bodoh dengan orang pintar yang wajib dilaksanakan.
Makanya kehidupan dalam masyarakat yang harmonis adalah dengan membangun kerukunan sesama warga. Fungsi-fungsi yang wajib dijalankan adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang pintar mengajar orang bodoh, yang kuat melindungi yang lemah, yang mampu membantu yang serba berkekurangan. Tidak sebaliknya yakni “ memalingkan muka dari manusia “ atau menzalimi sesama dalam masyarakat.
Allah telah menjelaskan kepada kita (QS.43.32) bahwa hubungan orang yang lebih dengan yang kurang adalah dalam rangka saling melayani. Demikian uraian singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 22 Oktober 2012

Teknik Menulis Resensi Buku

Beruntung orang yang suka membaca buku. Mereka yang gemar membaca buku akan terbuka wawasannya, tidak kuper dan cupet pandangan. Mereka akan mendapatkan informasi selain yang dipikirkannya selama ini, begitu juga referensi dan pengetahuannya akan bertambah luas. Inilah sebenarnya investasi berharga sebagai modal untuk mengarungi kehidupannya. Orang yang menyukai aktivitas membaca, biasanya mereka tidak akan terjebak dalam pola berpikir sempit ketika menghadapi problem-problem penting yang terjadi di dunia. Dalam kehidupan nyata juga berpeluang besar punya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam mensikapi kejadian-kejadian keseharian di sekitarnya.

 Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja tak cukup. Mereka perlu memiliki ketrampilan lagi yaitu ketrampilan meresensi buku (berbagi bacaan). Sebelum melangkah kepada teknik ringkas meresensi buku, ada beberapa hal penting mengapa resensi perlu dibuat. Tujuannya, diantaranya sebagai berikut,

1. Membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang dimaksud (karena buku yang diresensi biasanya buku baru) atau membantu mereka yang memang tidak punya waktu membaca buku sedikitpun. Dengan adanya resensi, pembaca bisa mengetahui gambaran dan penilaian umum terhadap buku tertentu. Setidaknya, dalam level praktis keseharian, bisa dijadikan bahan obrolan yang bermanfaat dari pada menggosip yang tidak jelas juntrungnya.

2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi. Dengan begitu, pembaca bisa belajar bagaimana semestinya membuat buku yang baik itu. Memang, peresensi bisa saja sangat subjektif dalam menilai buku. Tapi, bagaimanapun juga tetap akan punya manfaat (terutama kalau dipublikasikan di media cetak, karena telah melewati seleksi redaktur). Lewat buku yang diresensi itulah peresensi belajar melakukan kritik dan koreksi terhadap sebuah buku. Disisi lain, seorang pembaca juga akan melakukan pembelajaran yang sama. Pembaca bisa tahu dan secara tak sadar akan menggumam pelan “Oooo buku ini begini…. begitu” setelah membaca karya resensi.

3. Mengetahui latarbelakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. Sisi Undercovernya. Kalaupun tidak bisa mendapkan informasi yang demikian, peresensi tetap bisa mengacu pada halaman pengantar atau prolog yang terdapat dalam sebuah buku. Kalau tidak, informasi dari pemberitaan media tak jadi soal.

4. Mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis. Peresensi yang punya “jam terbang” tinggi, biasanya tidak melulu mengulas isi buku apa adanya. Biasanya, mereka juga menghadirkan karya-karya sebelumnya yang telah ditulis oleh pengarang buku tersebut atau buku-buku karya penulis lain yang sejenis. Hal ini tentu akan lebih memperkaya wawasan pembaca nantinya.

5. Bagi penulis buku yang diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya. Karena tak jarang peresensi memberikan kritik yang tajam baik itu dari segi cara dan gaya kepenulisan maupun isi dan substansi bukunya. Sedangkan, bagi penerbit bisa dijadikan wahana koreksi karena biasanya peresensi juga menyoroti soal font (jenis huruf) mutu cetakan dsb.

Nah, untuk bisa meresensi buku, sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan sebagian orang. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan siapa saja yang akan membuat resensi buku asalkan mereka mau. Diantaranya;

A. Tahap Persiapan

1. Memilih jenis buku. Tentu setiap orang mempunyai hobi dan minat tertentu pada sebuah buku. Pada proses pemilihan ini akan lebih baik kalau kita fokus untuk meresensi buku-buku tertentu yang menjadi minat atau sesuai dengan latarbelakang pendidikan kita. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak mungkin menguasai berbagai macam bidang sekaligus. Ini terkait dengan ” otoritas ilmiah”. Tidak berarti membatasi atau melarang-larang orang untuk meresensi buku. Tapi, hanya soal siapa berbicara apa. Seorang guru tentu lebih paham bagaimana cara mengajar siswa dibandingkan seorang tukang sayur.

2. Usahakan buku baru. Ini jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak. Buku-buku yang sudah lama tentu kecil kemungkinan akan termuat karena dinilai sudah basi dengan asumsi sudah banyak yang membacanya. Sehingga tidak mengundang rasa penasaran. Untuk buku-buku lama (yang diniatkan hanya sekedar untuk berbagi ilmu, bukan untuk mendapatkan honor) tetap bisa diresensi dan dipublikasikan misalnya lewat blog (jurnal personal).

3. Membuat anatomi buku. Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya sebagai berikut;

Judul Karya Resensi

Judul Buku :
Penulis :
Penerbit :
Harga :
Tebal :

B. Tahap Pengerjaan

1. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan peresensi buku. Bagi pembaca biasa, membaca bisa sambil lalu dan boleh menghentikan kapan saja. Bagi seorang peresensi, mesti membaca buku sampai tuntas agar bisa mendapatkan informasi buku secara menyeluruh. Begitu juga mencatat kutipan dan pemikiran yang dirasa penting yang terdapat dalam buku tersebut.

2. Setelah membaca, mulai menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut, setidaknya mengandung beberapa hal;

• Informasi(anatomi) awal buku (seperti format diatas).
• Tentukan judul yang menarik dan “provokatif”.
• Membuat ulasan singkat buku. Ringkasan garis besar isi buku.
• Memberikan penilaian buku. (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku.
• Menonjolkan sisi yang beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Mengkoreksi karya resensi. Editing kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa, tapi apa sikap dan penilaian peresensi terhadap buku tersebut.

C. Tahap Publikasi

1. Karya disesuaikan dengan ruang media yang akan kita kirimi resensi. Setiap media berbeda-beda panjang dan pendeknya. Mengikuti syarat jumlah halaman dari media yang bersangkutan adalah sebuah langkah yang aman bagi peresensi.

2. Menyertakan cover halaman depan buku.

3. Mengirimkan karya sesuai dengan jenis buku-buku yang resensinya telah diterbitkan sebelumnya. Peresensi perlu menengok dan memahami buku jenis apa yang sering dimuat pada sebuah media tertentu. Hal ini untuk menghindari penolakan karya kita oleh redaktur.

Demikian ulasan sekilas mengenai teknik sederhana meresensi buku. Pada intinya, persoalan meresensi buku adalah soal berbagi (ilmu). Setelah membaca buku, biasanya kita bahagia karena memperoleh wawasan baru. Dengan begitu urusan meresensi buku juga bisa berarti kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Contoh Puisi Baru adalah beberapa seni tertulis terbaru di mana bahasa yang digunakan disesuaikan dengan estetika perkembangan zaman saat ini dan penyesuaian terhadap lingkungan seni tersebut dan lebih bebas dalam pengunaan kata dan juga rima. Puisi puisi terbaru itu sendiri sekarang oleh seniman penyanyi sering di jadikan lagu atau lirik lagu dalam materi mereka menciptakan sebuah karya terbaru mereka. Bahkan di beberapa provinsi Indonesia puisi juga sering di lantunkan dalam bentuk pantun.
Dan dalam perkembangan puisi baru, pujangga baru yaitu angkatan dalam kesusasteraan Indonesia yang muncul pada tahun 1930-an dengan ditandai oleh semangat kebangsaan dan semangat kemajuan memegang peranan penting dalam kemajuan puisi baru itu.  Pujangga baru juga dipengaruhi oleh aliran romantik dan individualisme. Pujangga baru ini juga berusaha melepaskan semua tradisi tradisi sebelumnya yang ada pada puisi lama, Yang mana puisi lama itu sendiri selalu terkurung dan terbelenggu oleh sajak dan rima.
Beberapa Kerangka Dan Bentuk Puisi Baru:
- Distikton atau sajak 2 seuntai
- Tersina atau sajak 3 seuntai
- Kuartin atau sajak 4 seuntai
- Kuin atau sajak 5 seuntai
- Sektet atau sajak 6 seuntai
- Sanza/Septina atau sajak 7 seuntai
- Oktava atau sajak 8 seuntai
- Soneta atau sajak 14 baris
Perkembangan Puisi Baru:
Kemajuan dari puisi baru ini pesat sekali dan bila di bandingkan dengan puisi lama sungguh puisi lama tertinggal jauh oleh puisi baru. Soneta adalah sajak paling terkenal yang pernah ada di muka bumi ini. Dan soneta itu sendiri diadaptasi dari puisi-puisi Itali. Soneta terdiri atas 14 baris, yang dibagi lagi atas 3 kuartin kemudian di tambahkan dengan satu distikton atau dua kuartin dan juga dua tersina.
Ciri-ciri Puisi Baru:
1. Bentuknya rapi, dan juga simetris.
2. Mempunyai persajakan akhir tertata dan teratur.
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain yang ikut didalamnya.
4. Sebagian besar puisi 4 seuntai
5. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.
6. Tiap gatranya terdiri atas 2 kata atau sebagian besar terdiri dari 4 sampai 5 kata.
Jenis-jenis Puisi Baru Jika Dilihat Dari Isinya :
1. Balada adalah puisi berisi kisah atau sebuah cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.
2. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati seperti terhadap guru, pahlawan, dewa atau Tuhan yang tentunya bernafaskan ketuhanan.
Contoh Puisi Baru :
Puisi Baru – Ratap
Setiap Ku Ada
Kau Selalu Tiada
Setiap Ku Cari
Kau Selalu Mencari
Di Manakah Engkau
Engkau Telah Meninggalkan Aku
Kini Ku Hanya Bisa
Menanti Sambil Di Nanti
Di Siang Malam
Sampai Malampun Kesiangan
Ku Merintih Kesakitan
Bak Orang Tak Punya Perasaan
Setiap Malam
Setelah Lama
Kau Tak Berada Di Sana..
Bagai Bintang Di Surga…..         Karya : Agill Setiawan
Penjelesan Mengenai Kerangka Dan Bentuk Puisi Baru :
1. Distikon
Sajak yang berisi dua baris kalimat dalam setiap baitnya, bersajak a-a.
Contoh:
Baju berpuput alun digulung
Banyu direbus buih di bubung
Selat Malaka ombaknya memecah
Pukul memukul belah-membelah
Bahtera ditepuk buritan dilanda
Penjajah diantuk haluan diunda
Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segara
Armada peringgi lari bersusun
Malaka negeri hendak diruntun
Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
Pantas dan angkara ranggi dan angkuh        Karya: Amir Hamzah
2. Tarzina
Sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Tarzina bersajak a-a-a; a-b-c; a-b-b;
Contoh:
Bagaimana
Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai aku maki
……………… diriku sendiri
Seperti aku
Menjadi seteru
……………….diriku sendiri
Waktu itu
Aku ……………………..
Seperti seorang lain dari diriku
Aku tak puas
Sebab itu aku menjadi buas
Menjadi buas dan panas    Karya: Or. Mandank
3. Kuatrin
Sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Kuatrin bersajak ab\ab, aa-aa, ab\ab atau aa\bb.
Contoh:
Ngarai Sianok
Berat himpitan gunung Singgalang
Atas daratan di bawahnya
Hingga tengkah tak alang-alang
Ngarai lebar dengan dalangnya
Bumi runtuh-runtuh juga
Seperti beradab-adab yang lepas
Debumnya hirap dalam angkasa
Derumnya lenyap di sawah luas
Dua penduduk di dalam ngarai
Mencangkul lading satu-satu
Menyabit di sawah bersorak sorai
Ramai kerja sejak dahulu
Bumi runtuh-runtuh jua
Mereka hidup bergiat terus
Seperti si Anok dengan rumahnya
Diam-diam mengalir terus      KAtya:  Rifai Ali
4. Kuint
Sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint bersajak a-a-a-a-a.
Contoh:
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakana
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada Tuan
Yang pernah di resah gelisahkan
Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
Kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran
Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada Tuan
Yang enggan merasakan     Karya:  Or. Mandank
5. Sektet
Sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh:
Bunda Dan Anak
Masak jambak
Buah sebuah
Diperam alam di ujung dahan
Merah
Beuris-uris
Bendera masak bagi selera
Lembut umbut
Disantap sayap
Kereak pipi mengobat luas
Semarak jambak
Di bawah pohon terjatuh ranum
Lalu ibu
Di pokok pohon
Tertarung hidup, terjauh mata
Pada pala
Tinggal sepenggal
Terpercik liur di bawah lidah
6. Septina
Sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septina tidak berurutan.
Contoh:
Api Unggun
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curia
Hanya satu cita digapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi     Karya: Intojo
7. Stanza
Sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktava. Persajakan stanza tidak beraturan.
Contoh:
Pertanyaan Anak Kecil
Hai kayu-kayu dan daun-daunan
Mengapakah kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidakmengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa?
Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
Mengapakah kamu tertawa-tawa?     Karya : Mr. Dajoh
Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya adalah:
1. Ode
Sajakatau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan Negara, atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas.
Contoh:
· Menara sakti ( Kepada arwah HOS. Cokroaminoto) , karya A Hasjmy
2. Himne
Sajak pujaan, yaitu puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga sajak atau puisi ketuhanan.
Contoh:
· Padamu jua, karya Amir Hamzah
3. Elegi
Elegi merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru.
Contoh:
· Bertemu, karya Sutan Takdir Alisyahbana
4. Epigram
Sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.
Contoh:
· Pemuda, karya Surapati
5. Satire
Sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Contoh:
· Marhaen, karya Sanusi pane
6. Romance
Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara juga cinta kepada Tuha.
Contoh:
· Anakku, karya J.E. Tatengkeng
7. Balada
Sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja.
Contoh:
· Kristus di Medan Perang, karya Situr Situmorang
8. Soneta
Soneta adalah salah satu bentuk puisi baru yang berasal dari Italia dan masuk ke Indonesia melalui pemuda terpelajar Indonesia yang belajar di Eropa, terutama Belanda.Tokoh sonata terkenal dan dianggap sebagai bapak sonata Indonesia adalah Mohammad Yamin dan Rustam Effendi.
Soneta yang asli terdiri atas empat belas kalimat seluruhnya. Namun sonata yang ada di Indonesia jumlah barisnya lebih dari empat belas kalimat. Tambahan baris kalimat dalam sonata tersebut dinamakan koda atau ekor.
Contoh:
· Kehilangan Mestika, karya A. Kartahadimadja
· Untuk Tini Kusuma, karya Moch. Yamin
Contoh Puisi Inggris
Love Is
Love Is
This dust in born in the sea’s of divine love
Unconditional, unfathomable…… just live
Love Is Earth, wind and fire
Love is Sand, Ocean and flowers
Love is Dust, water and I
Love is
No words…
Love is One Mind
Love is One Heart
Love is One Sound
Love is beyond our wildest dreams
Love Is Joy in the Fire of the Hunt
Love Is Peace in the Flower that is I
Love Is All That Is
As One
No-Thing
Every-Thing
Love Is Light
As Light Is Love…
Infinitely Spillaling In The Dance Of Purfection
Love Is Infinite Death in this Moment
Love Is Infinite Rebirth in the Now
Love Is Beyond Infinite
Love is I
Tara Is U
Tara Is I
Tara Is Love
Love is…..How To Find ?

Kamis, 19 Juli 2012

Cintaku Hanya Untuk....


– Wah judul yang bisa jadi kontroversial nih, kayak artis aja. Yupz, cinta… Pasti memakai hati kalo bicara tentang hal yang satu ini. Lima huruf itu yang bisa membuat seorang ikhwan atau pun akhwat menggelepar-gelepar tak tertahankan. Apalagi kalau tidak bisa disalurkan pada tempat yang semestinya. Bisa membuat pusing tujuh puluh keliling kalo dipendam sendiri. Atau bisa menghasilkan rindu yang tidak tertahankan bila terlalu jauh jarak…
Ups..!! STOP..!! Ntar dulu… Ini kita lagi membicarakan cinta yang mana? Yang level Halal… Yang level menengah… Atau bahkan yang level hina… Mari kita jabarkan satu persatu.
Cinta yang halal dan tertinggi jelas-jelas hanya untuk Allah dan Rosulnya, tiada yang lain. Kecintaan yang begitu mendalam dari seorang hamba terhadap Robb-nya akan menghasilkan sebuah energi yang sangat dahsyat yang berimbas pada meningkatnya kualitas keimanannya. Cinta tersebut akan menghasilkan jiwa-jiwa yang pantang menyerah dan rela berkorban. Allah mencintai hambanya yang mencintainya. Allah dekat dengan hambanya yang senantiasa berusaha dekat dengannya. Cinta tersebut akan menimbulkan kesadaran dalam diri hambanya bahwa hidup ini hanyalah untuk mencintai dan merefleksikan cintanya kepada-Nya dengan bentuk ibadah.
Cinta yang level menengah adalah mencintai keluarga, saudara seiman, dan sesama makhluk hidup. Keluarga adalah orang-orang yang terdekat dengan kita, tempat kita pertama kali bertemu dan berkumpul. Ibu dan Ayah merupakan orang-orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Ada seorang sahabat bertanya kepada Rosululloh SAW; “Siapakah orang yang harus aku hormati setelah Allah dan Engkau ya Rosul?” lalu Rosul menjawab “Ibumu” sampai tiga kali, lalu setelah itu Rosul menjawab “Ayahmu”. Dengan adanya hadits ini jelaslah bahwa berbakti kepada orang tua adalah suatu keharusan. Menuruti perintahnya atau bahkan tidak mengatakan “Ah..!!” ketika kita disuruh. Menjaga perasaan keduanya seperti kita tidak ingin ada seseorang yang menyakiti hati kita. Sungguh-sungguh tidak ada yang bisa kita perbuat untuk membalas jasa mereka, yang kita bisa lakukan terbaik adalah berbakti kepada mereka dengan sepenuh hati. Memperlakukan mereka seperti yang Allah dan Rosul perintahkan.
Cinta yang ketiga adalah cinta yang hina. Kenapa bisa dikatakan hina dan rendah, karena cinta ini menyebabkan kita lupa akan Allah dan membuat kita melanggar aturan-aturan yang telah Allah tetapkan. Banyak sekali contoh yang bisa kita dapatkan dari kehidupan sekarang. Salah satunya adalah cinta kepada lawan jenis yang tidak tertahankan. Mungkin kalau lingkupnya adalah masyarakat muda-mudi di Indonesia dan dunia sudah bisa kita lihat dengan jelas dan tidak perlu lagi ada penjelasan disini. Yang ingin saya tekankan disini adalah beberapa kasus yang menimpa aktivis-aktivis yang dulunya memiliki tingkat militansi dan penjagaan hijab yang tinggi, namun sekarang mengendur dan mencair bahkan bercampur.
Fenomena di lapangan banyak ikhwah yang lepas kendali maupun tarbiyahnya hanya karena masalah yang sebenarnya mereka sudah fahami bahwa hal ini TIDAK BOLEH. Mengendurkan hijab hanya karena takut semakin bertambahnya umur namun belum jua mendapatkan jodoh. Atau berusaha memberikan SINYAL-SINYAL kepada lawan jenis dengan maksud untuk dilihat dan dipertimbangkan kehadirannya. Kenapa bisa begini??? Setelah keluar kampus malah menjadi seseorang yang ahli sms romantis, ahli telepon berdalih da’wah, atau bahkan ahli berlama-lama bersolek diri.
Kawan, sudah saatnya dan bahkan sudah seharusnya kita selalu berbenah diri. Allah telah menjanjikan bahwa wanita yang baik akan mendapatkan lelaki yang baik pula, begitupun sebaiknya. Namun percayakah kita akan janji Allah tersebut? Sudah Khusnudzonkah kita kepada Allah? Tidak perlu dijawab dengan untaian kata-kata, tunjukkan dengan sikap dan perbuatanmu.
Wallohua’lam bishowab… (DAI)

Sabtu, 14 Juli 2012

riwayat hidup umar bin khattab

RIWAYAT HIDUP UMAR BIN KHATTAB

17 Apr
Biografi Umar bin Khattab
“Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab.” Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.
Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.
Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan  khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakeknya Ka’ab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab (julukan) al Faruq.
Umar bin Khattab Masuk Islam
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Rasulullah. Waktu itu Rasulullah membaca surat al Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- “Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy.” Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur’an bukan syair), lantas beliau berkata, “Kalau begitu berarti dia itu dukun.” Kemudian beliau mendengar bacaan Rasulullah ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, “Telah terbetik lslam di dalam hatiku.” Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.
Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al ‘Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, “Mau kemana wahai Umar?” Umar bin Khattab menjawab, “Aku ingin membunuh Muhammad.” Lelaki tadi berkata, “Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu.” Tetapi lelaki tadi menimpali, “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.”
Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur’an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, “Kami tidak sedang membicarakan apa-apa.” Umar bin Khattab menimpali, “Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian.” Iparnya menjawab, “Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?” Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
Umar bin Khattab berkata, “Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.” Maka adik perempuannya berkata, “Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!” Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.
Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, “Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, ‘Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.’ Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa.” Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, “Ada apa kalian?” Mereka menjawab, “Umar datang!” Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, “Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya.” Kemudian Rasulullah menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, “Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab.” Dan dalam riwayat lain, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.”
Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas’ud berkomentar, “Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam.”
Kepemimpinan Umar bin Khattab
Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al Qur’an dan as Sunnah setelah Abu Bakar.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, “Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud dan wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Khattab berkata, ‘Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah’.”
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau berjanji tidak akan makan minyak Samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya.
Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum’at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Allah dan Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata, “Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.”
Wafatnya Umar bin Khattab
Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

Jumat, 13 Juli 2012

gerak harmonik sederhana

Suatu obyek yang bergerak sepanjang sumbu-X dikatakan melakukan gerak harmonic sederhana jika kedudukannya sebagai fungsi dari waktu menurut persamaan

Obyek tersebut berosilasi (bergetar) di sekitar posisi kesetimbangan x0.  Jika kita memilih posisi kesetimbangan tersebut sedemikian hingga x0 = 0, maka perpindahan x dari posisi kesetimbangan sebagai fungsi dari waktu diberikan dengan persamaan:

A adalah amplitudo osilasi (getaran), yaitu perpindahan maksimum terjauh obyek dari kesetimbangan, baik kearah x negatif atau positif.
Gerak harmonik berulang-ulang.
Periode T adalah waktu yang diperlukan untuk satu getaran dan kembali ke posisi awal.
Frekuensi anguler ω diberikan dengan

Frekuensi anguler diukur dalam radian per sekon.
Kebalikan dari periode adalah frekuensi f :

Frekuensi diartikan dengan banyaknya getaran dalam satu sekon, satuannya Hertz (1 Hertz = 1/s).
Kecepatan obyek sebagai fungsi dari waktu diberikan dengan

dan percepatannya diberikan dengan persamaan

Besaran φ merupakan konstanta fase, besarnya ditentukan oleh keadaan awal dari obyek. Jika pada saat t=0, obyek berada pada perpindahan maksimum x positif maka φ=0, jika berada pada perpindahan maksimum x negatif maka φ=π. Jika pada saat t=0, obyek sedang bergerak melalui kedudukan setimbangnya dalam arah x negatif maka φ=π/2. Besaran ωt+φ disebut dengan fase.
Gambar berikut menunjukkan fungsi kedudukan dan kecepatan sebagai fungsi dari waktu untuk suatu getaran dengan periode 5 s. Amplitudo dan kecepatan maksimum boleh mempunyai satuan sembarang. Kedudukan dan kecepatan tidak sefase. Kecepatan bernilai nol pada perpindahan maksimum, dan perpindahan bernilai noi pada kekajuan maksimum.

Untuk gerak harmonil sederhana, percepatan a = -ω2x sebanding dengan perpindahan, tapi arahnya berbeda.  Gerak harmonik sederhana adalah gerak dipercepat.  Jika suatu obyek melakukan gerak harmonik sederhana, suatu gaya tentunya sedang bekerja pada obyek tersebut. Gaya tersebut adalah
F = ma = -mω2x .
Ini sesuai dengan hukum Hooke, F = -kx, dengan k = mω2.

dengan F = -kx, sehingga diperoleh  persamaan differensial tingkat kedua

.
Penyelesaian dari persamaan tersebut adalah :
   dengan   
Penyelesaian tersebut mengandung dua konstanta integrasi, yaitu A dan φ, keduanya ditentukan melalui keadaan awal.
Sumber : http://electron9.phys.utk.edu/phys135d/modules/m9/oscillations.htm

soal integral dan pembahasan


Penyelesaian :

jawab (C)

Penyelesaian :
Fungsi kurva dapat dicari dengan integral sebagai berikut :



Untuk mencari nilai C kita dapat menghitungnya dengan kenyataan bahwa fungsi melalui titik (1, 4) atau f(1) = 4, sehingga :

Sehingga fungsi kurva dapat kita tulis :

Jawab (C)

Penyelesaian :
Kita menyelesaikan integral ini dengan mengingat rumus trigonometri berikut :
==========================

==========================
Dengan menggunakan rumus di atas, maka

Sehingga integralnya dapat kita hitung sebagai berikut :

Misalkan y=8x maka dy=8dx atau dx=(1/8)dy, jadi

Jawab (C)


Penyelesaian :

Untuk menyelesaikan integral ini, kita mengingat rumus-rumus berikut :
===========================

===========================
atau dapat juga ditulis :
===========================

===========================
Jadi,

Dan integral dapat ditulis sebagai berikut :

Jawab (D)


Penyelesaian :

Kiita dapat menyelesaikan integral ini dengan substitusi karena , sehingga jika kita misalkan , akan kita peroleh atau atau .
Sehingga integral dapat kita tulis :

Jawab (A)


Penyelesaian :


Jawab (C)

Penyelesaian :

Jawab (C)

Penyelesaian :

Sehingga 2a-1=0 ==> a=1/2, atau
a+2=0 ==> a=-2.
Jawab (C)


Penyelesaian :


Jawab (B)

Penyelesaian :

Jawab (D)

Penyelesaian :

Dari persamaan (i) dan (ii) kita peroleh dengan eliminasi,

Jawab (B)