Kamis, 10 Januari 2013

etika dalam berteman

Kita dilarang memalingkan muka dari manusia. Memalingkan muka tentu saja karena sombong. Orang sombong adalah orang yang merasa lebih dan menganggap diri lebih mulia jika dibandingkan dengan orang lain. Orang sombong bisa saja karena pintar, bisa saja karena kaya, bisa karena kuat, bisa karena bagus fisik dan tidak cacat, bisa karena keturunan bangsawan  dan sebagainya. Maka bentuk kesombongan itu  adalah   ada orang menghindari diri dari bergaul dengan orang bodoh, orang miskin atau orang yang serba berkekurangan. Bila menghindari diri bergaul dengan orang yang  tamak dunia serta orang  penipu (berperilaku buruk), bagaimana upaya mengajak mereka kepada kebaikan dan upaya mencegah kemungkaran ?  Bila kita merasa lebih dari orang lain, maka disinilah munculnya dan tumbuhnya perasaan dan sikap sombong. Bila menghindari diri dari orang-orang yang serba kurang baik, niscaya kita akan medapat resiko yang lebih jelek. Bisa saja seorang anak akan mengabaikan orang tuanya atau orang tua membuang anaknya. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan dan dikhianati adalah dalam  proses pendidikan merupahan sarana pergaulan orang bodoh dengan orang pintar yang wajib dilaksanakan.
Makanya kehidupan dalam masyarakat yang harmonis adalah dengan membangun kerukunan sesama warga. Fungsi-fungsi yang wajib dijalankan adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang pintar mengajar orang bodoh, yang kuat melindungi yang lemah, yang mampu membantu yang serba berkekurangan. Tidak sebaliknya yakni “ memalingkan muka dari manusia “ atau menzalimi sesama dalam masyarakat.
Allah telah menjelaskan kepada kita (QS.43.32) bahwa hubungan orang yang lebih dengan yang kurang adalah dalam rangka saling melayani. Demikian uraian singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua.